Liputan6.com, Lebak: Kurangnya tenaga medis di pusat kesehatan masyarakat di pedalaman Lebak, Banten, menimbulkan kecenderungan masyarakat berobat ke dukun kampung. Tentu hal ini berisiko tinggi, mengingat dukun hanya mengandalkan air putih dan mantera sebagai pengobatan.
“Sampai saat ini warga pedalaman lebih percaya pada dukun kampung dibandingkan petugas mantri puskesmas,” kata Kepala Puskesmas Panggarangan, Edi Sunaedi, baru-baru ini. Menyikapi hal itu, pihak puskesmas gencar menggelar penyuluhan agar warga meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.
Menurut Edi, saat ini jumlah tenaga medis di Puskesmas Panggarangan masih kurang dibandingkan luas pelayanan kesehatan yang mencakup 10 desa. “Selama ini kami hanya memiliki seorang tenaga dokter,” ujar Edi. Sementara kontur wilayah itu adalah bukit terjal serta pegunungan. Untuk mencapai puskesmas induk, warga harus menggunakan ojek dengan biaya pulang-pergi Rp 150 ribu. Misalnya, Desa Gununggede, Sogong, Jatake, Mekarjaya dan Sindangratu yang berjarak 70 kilometer dari puskesmas.
Pihak puskesmas, imbuh Edi, sudah mengusulkan penambahan tenaga medis ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Provinsi. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Lebak, Maman Sukirman, mengatakan pihaknya masih kekurangan tenaga medis untuk bertugas di daerah pedalaman. “Mudah-mudahan tahun ini ada penambahan tenaga medis dari Departemen Kesehatan,” kata Maman.
Lebih jauh Edi mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan mendata masalah kesehatan masyarakat. Pendataan meliputi jumlah bayi, lanjut usia, ibu hamil, keluarga miskin, cakupan imunisasi, dan pengobatan tuberkulosis. Dengan begitu, memudahkan pelayanan yang bermutu serta berkualitas meski jumlah tenaga medis terbatas.(IKA/ANTARA)
Diskusi
Belum ada komentar.